Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.
Penyebab dan diagnosis
Virus mungkin didapatkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya monyet atau kelelawar buah).Penyebaran lewat udara belum pernah tercatat dalam lingkungan alami.[2] Kelelawar buah diyakini dapat membawa dan menyebarkan virus tanpa terjangkit. Begitu terjadi infeksi pada manusia, penyakit ini dapat menyebar pada orang-orang. Pria yang selamat dari penyakit ini dapat menularkannya lewat semen selama hampir dua bulan. Untuk membuat diagnosis, biasanya penyakit lain dengan gejala serupa, seperti malaria, kolera dan demam berdarah virus lainnya harus dikecualikan terlebih dahulu. Untuk memastikan diagnosis, sampel darah diuji untuk antibodi virus, RNA virus, atau virus itu sendiri
.jpg)
Bagaimana Penyebaran Sejarah Virus Ebola serta kasus penyakit yang disebabkan oleh Virus Ebola ini?
Tahun 1976 : Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi sebelah barat negara Sudan serta wilayah Zaire ( sekarang Kongo ). Virus Ebola ini pertama kali teridentifikasi setelah terjadi endemik penyakit di wilayah Yambuki, Kongo, dan Nzara, Sudan.
Tahun 2000 : Terdapat 425 orang di Uganda terinfeksi serta lebih dari separuhnya meninggal dunia.
Mei 2011 : Wanita yang berumur 12 tahun di Uganda meninggal dunia karena Virus Ebola.
29 Juli 2012 : terdapat 20 orang yang diduga terinfeksi Virus Ebola di Uganda serta 13 orang dari mereka meninggal dunia.
Dan ditahun sampai tahun 2014 menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 729 orang meninggal dunia hingga 31 Juli lalu karena terjangkit virus Ebola. Sebanyak 57 kematian terjadi antara Kamis dan Ahad pekan lalu di Guinea, Nigeria, dan Sierra Leone.
Kini Ebola Bisa Menyebar ke Eropa dan Asia
Sebagaimana menurut lansiran dari dw.de yang merilis bahwa Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik untuk mengatasi penyebaran wabah Ebola yang tercatat paling buruk sepanjang sejarah. Presiden Koroma juga memerintahkan pasukan keamanan untuk menjaga karantina wilayah yang menjadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut.
Paket kebijakan keras mengatasi penyebaran Ebola sebelumnya diumumkan oleh negara tetangganya, Liberia pada Rabu malam.
Koroma juga mengumumkan bahwa dirinya membatalkan kunjungan ke Washington untuk acara KTT Amerika Serikat-Afrika pekan depan, akibat krisis Ebola yang menyerang negaranya.
Virus Ebola yang sangat menular bertanggungjawab atas kematian 672 orang di negara Afrika Barat: Liberia, Guinea dan Sierra Leone, demikian menurut keterangan organisasi kesehatan dunia WHO.
Masih menurut laman dw.de yang mengabarkan bahwa Ebola sudah mengancam Eropa dan Asia
Sementara itu, dikhawatirkan wabah Ebola bisa menyebar ke benua lain. Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan krisis yang menyengkeram Afrika Barat itu hanya akan menjadi lebih buruk dan memperingatkan tidak ada strategi menyeluruh untuk menangani wabah terburuk Ebola yang pernah terjadi di dunia ini.
Bart Janssens, direktur operasi MSF memperingatkan bahwa pemerintah dan negara-negara serta organisasi internasional tidak punya “cara pandang menyeluruh“ tentang bagaimana mengatasi wabah ini.
“Epidemi ini belum pernah terjadi sebelumnya, benar-benar di luar kendali dan situasi ini hanya akan memburuk, karena (virus) masih menyebar, terutama di beberapa titik di Liberia dan Sierra Leone,” kata dia.
“Jika situasi ini tidak membaik dengan cepat, ada resiko nyata negara-negara baru akan tertular,” kata dia kepada harian La Libre Belgique.
Pemerintah Hong Kong mengumumkan akan mengambil langkah berupa karantina untuk kasus-kasus yang dicurigai, meski seorang perempuan yang tiba dari Afrika dengan gejala yang mirip Ebola, setelah diuji laboratorium, hasilnya negatif.
Organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO) telah melakukan pembicaraan dengan para pejabat kesehatan dunia terkait langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghentikan penyebaran Ebola.
Di Inggris, di mana salah seorang telah diperiksa laboratorium dan dinyatakan negatif, Menteri Luar Negeri Philip Hammond mengatakan kasus ini merupakan “sebuah ancaman serius”.
Sebuah pertemuan darurat telah diputuskan bahwa pendekatan terbaik adalah menyediakan ”sumber daya tambahan untuk mengatasi penyakit di sumbernya” di Afrika Barat, kata dia.
Ebola bisa membunuh korban hanya dalam hitungan hari, ditandai demam tinggi dan nyeri otot, muntah, diare, dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan fungsi organ tubuh dan pendarahan tanpa henti.
.jpg)
1.Secara singkat proses pernularan virus Ebola bisa sampai ketubuh manusia sebagai berikut seperti dilnasir dari laman beritahandry.blogspot.com:
2.Penularan terjadi dari binatang yang telah terinfeksi Virus Ebola ke tubuh manusia.
3.Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus dapat ditularkan ke dalam beberapa cara, misalnya ditularkan dengan cara kontak langsung dengan carah, keringat, organ tubuh serta cairan tubuh lainnya dari manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
4.Manusia juga dapat terinfeksi oleh sebab berkontak dengan benda, misalnya jarum suntik yang terkontaminasi dengan manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
5.Penularan yang terjadi di Rumah Sakit pun dapat terjadi bila pasien serta tenaga medis tidak menggunakan masker atau sarung tangan.
6. Adapun masa inkubasi nya adalah 2 sampai dengan 21 hari.
Saat ini para pemimpin Afrika dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyiapkan USD 100 juta (sekitar Rp 1,17 triliun) untuk memerangi epidemi atau virus Ebola yang kian meluas.
Sedangkan di Indonesia, walau wabah Ebola belum megancam, namun Kementian Kesehetana minta Warga Indonesia untuk waspada.
Seperti di lansir dari JPPN yang melaporkan bahwa Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri saat ini telah menginstruksikan petugas kesehatan di kantor kesehatan pelabuhan (KKP) untuk terus siaga. Kemenkes meminta para petugas memeriksa dengan detail pasien-pasien yang dicurigai terinveksi virus ini. Hal ini untuk mencegah masuknya ebola ke Indonesia. Kemenkes juga telah menyiapkan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, untuk dapat memeriksa Ebola jika diperlukan.
Pengobatan dan Pencegahan Pada Gejala Penyakit Ebola
Sampai sekarang memang belum ada obat atau vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit Ebola, sebagaimana di laporkan laman gejalapenyakit.com di bawah ini.
Dalam pengobatan pada gejala penyakit Ebola ini sebenarnya belum ada obat yang 100% dapat menyembuhkan dengan total, pengobatan yang dilakukan biasanya hanya dengan antivirus untuk melawan virus menyerang semakin banyak.
Penderita biasanya dirawat di rumah sakit secara intensif dengan obat-obatan yang membantunya untuk menjaga kondisi tubuh agar masih bisa bertahan dalam melawan virus tersebut.
Pendarahan yang sering terjadi pada penyakit ini, biasanya penderita akan memerlukan tranfusi darah untuk mengganti darah yang sudah keluar. Karena penyebaran yang cukup cepat seperti hanya dengan sentuhan kulit, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin untuk tidak kontak secara langsung dengan penderita, dan jika ada keluarga menderita penyakit ini sebaiknya dilakukan perawatan di rumah sakit untuk meminimalisir angka penularan yang terjadi.
Dan jika menemukan korban yang meninggal akibat penyakit ini, diusahakan untuk tidak terjadi kontak secara langsung. Dan selalu menjaga kesehatan untuk meningkatan selalu sistem kekebalan tubuh untuk menjaga tubuh dari serangan virus dan bakteri akibat penyakit.
Pencegahan
Pencegahannya meliputi upaya mengurangi penyebaran penyakit dari monyet dan babi yang terinfeksi ke manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa hewan tersebut terhadap infeksi, serta membunuh dan membuang hewan dengan benar jika ditemukan penyakit tersebut. Memasak daging dengan benar dan mengenakan pakaian pelindung ketika mengolah daging juga mungkin berguna, begitu juga dengan mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan ketika berada di sekitar orang yang menderita penyakit tersebut. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati.
Belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, upaya untuk membantu orang yang terjangkit meliputi pemberian terapi rehidrasi oral (air yang sedikit manis dan asin untuk diminum) atau cairan intravena.Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi: seringkali menewaskan antara 50% hingga 90% orang yang terinfeksi virus. EVD pertama kali diidentifikasi di Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini biasanya mewabah di wilayah tropis Afrika Sub-Sahara. Sejak tahun 1976 (ketika pertama kali diidentifikasi) hingga 2013, kurang dari 1.000 orang per tahun telah terinfeksi. Wabah terbesar hingga saat ini adalah wabah Ebola Afrika Barat 2014 yang sedang terjadi, dan melanda Guyana, Sierra Leone, Liberia dan kemungkinan Nigeria. Hingga bulan Agustus 2014, lebih dari 1600 kasus telah diidentifikasi. Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin, namun belum membuahkan hasil
Penelusuran yang terkait dengan ebola :
Penyakit virus Ebola,
Penyakit Berbahaya : Virus Ebola,
Virus Ebola,
Sejarah dan Serangan Terbaru Virus Ebola,
Wabah Penyakit Ebola,
Mari mengenali penyakit Ebola,
Apa Itu Virus Ebola?,
Waspada terhadap jangkitan virus Ebola,
Cara Mencegah Penularan Virus Ebola,
Virus Ebola: Asal Usul, Penularan dan Pencegahan,
Cara efektif untuk cegah penyakit Ebola,
EBOLA: Virus, Penularan, dan Pencegahannya,
1 komentar - Skip ke Kotak Komentar
artikel yang bagus gan - kunjungi balik gan
Posting Komentar